Halo Profesi : Menjadi Guru Masa Revolusi Industri 4.0
Indonesia akhir-akhir ini telah merespon revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan, hal tersebut sanggup terlihat dari tema-tema seminar dan workshop yang diadakan baik skala nasional maupun daerah, semua materi seminar dikaitkan dengan 4.0. hal yang dibicarakan yakni menyambut 4.0, menyongsong 4.0, mengahadapi perubahan 4.0 dll, Indonesia termasuk lamban dalam menanggapi 4.0, berbeda dengan Negara tetangga menyerupai Malaysia dan Singapura yang telah lebih dulu melaksanakannya.
Berbicara perihal revolusi industri jauh sebelumnya telah di awali oleh revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan inovasi mesin uap yang mengubah banyak sendi kehidupan insan dikala itu, baik dari segi militer, budaya dan pendidikan. Industri 2.0 ditandai dengan inovasi listrik, industry 3.0 dengan inovasi komputer dan robot, dan revolusi industri 4.0 ditandai dengan adanya teknologi automasi, digitalisasi di banyak sekali bidang, super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa kemudi, editing genetik hingga pada neuroteknologi yang sanggup memaksimalkan fungsi otak.
Merespon hal tersebut, bangsa kita telah melaksanakan beberapa perubahan di dalam dunia pendidikan untuk mengejar sasaran ketertinggalan dari Negara-negara lain, diantanya menyebarkan pembelajaran hybrid learning atau blended learning online, ruang-ruang kelas sekarang tidak berbentuk fisik lagi, namun banyak berseliwerang di dunia maya, sehingga pembelajaran sanggup melalui media internet tanpa harus bertemu eksklusif dengan pengajar.
Kurikulum pun banyak dirombak untuk memenuhi tuntutan persaingan dikala ini, pendidikan harus diadaptasi dengan dunia kerja, harus mengikuti kebutuhan pasar, sesuai dengan kinginan para pemodal, sehingga lulusan sekolah sanggup terserap dalam dunia kerja dengan cepat.
Namun limpahan intelektual yang banyak dari lulusan sekolah dikala ini belum bisa menjawab problem yang ada di masyarakat, tingginya tingkat pengangguran, maraknya duduk perkara sosial menyerupai tawuran, hingga harga kebutuhhan yang semakin mahal. Sehingga dengan bergulirnya revolusi industri 4.0 di khawatirkan akan membawa efek yang lebih besar lagi bagi masyarakat, sebab pekerjaan insan dikala ini telah banyak digantikan oleh mesin atau robot canggih.
Oleh sebab itu guru dibutuhkan hadir sebagai problem solving dalam ruang-ruang kelas semoga bisa menjawab tantangan tersebut, guru diharuskan semoga selalu berguru menyebarkan pengetahuan, mempunyai skill yang sesuai dengan perkembangan zaman semoga sanggup membentuk kecakapan siswa masa 21, kecakapan masa 21 inilah yang sesuai dengan revolusi industri 4.0.
Kompetensi siswa yang dibutuhkan dalam era revolusi industry 4.0 yaitu critical thinking (berpikir kritis), communicative (komunikatif), creativity (kreatif), and collaborative (kerja sama).
Beberapa kompetensi di atas sanggup menjawab tantangan di tengah persaingan 4.0, tidakan ini sanggup membentuk pesaingan dan membuat lapangan kerja bagi banyak orang, sebab kemampuan tersebut tidak bisa tergantikan oleh robot dan mesin canggih. Kompetensi ini sangat dibutuhkan semoga tidak tergilas perubahan, sebab fenomena dikala ini telah banyak pekerjaan yang digantikan oleh komputer, misal dengan adanya e-toll sekarang para karyawan yang biasanya melayani pembayaran di pintu toll telah banyak diberhentikan.
Siap atau tidak siap guru harus manjawab tantangan tersebut, guru perlu menyebarkan kemampuan mengajarnya sesuai kebutuhan zaman dikala ini, guru harus melek teknologi, harus kreatif di tengah keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki semoga bisa menyebarkan keterampilan dan kecakapan siswa.
Banyak tantangan yang di hadapi Bangsa dikala ini, yaitu impian membentuk generasi yang sesuai dengan persaingan 4.0, namun kompetensi guru kita masih berada pada 3.0, yang lebih parah lagi kondisi sekolah kita 2.0, masih sama menyerupai dahulu kala, tidak mengalami banyak perubahan.
Selain aspek pengetahuan dan keterampilan, pengutamaan akan aspek afektif juga perlu diperhatikan guru demi terbentukya generasi yang beradab. Jack ma (CEO Alibaba corporation) dalam world economic forum, menyampaikan bahwa pendidikan memegang peranan vital di masa ini, bila tidak mengubah cara mendidik dan berguru anak, maka 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.
Terbukti dikala ini kita telah menapaki aroma kesulitan tersebut, lihatlah media umum kita di Indonesia, begitu mudahnya orang-orang untuk saling menghujat, menjadi pembenci (haters), penyebar kebencian, membuat perselisihan dan perpecahan, cepat mengambil kesimpulan, berasumsi tanpa mengetahui lebih dalam, hingga menjadi pelaku penyebar isu hoax.
Menjadi guru di era 4.0 memang berat, selain memaksimalkan pengetahuan siswa melalui pembelajaran yang berbasis IT, guru sebagai garda terdepan harus selalu meng up grade kompetensinya, di samping itu guru juga diharuskan mengimbangi pengetahuan siswa dengan membentuk huruf mereka melalui penguatan pendidikan huruf (PPK) dan literasi semoga mereka senantiasa bijak dalam memanfaatkan teknologi yang ada.
Demikianlah artikel perihal Menjadi guru era revolusi industri 4.0, semoga menambah wawasan kita semua terkait kemajuan teknologi yang berdampak sistemik pada pendidikian di Indonesia.
0 Response to "Halo Profesi : Menjadi Guru Masa Revolusi Industri 4.0"
Post a Comment