Halo Profesi : 8 Keterampilan Dasar Mengajar (Kdm) Yang Harus Dikuasai Guru, Lengkap Dengan Teladan Penerapannya Dalam Pembelaran.
8 Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru, lengkap dengan pola penerapannya dalam pembelaran.
Pengertian keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar sanggup diartikan sebagai sekumpulan pemahaman dan pengetahuan baik secara teori maupun penerapannya yang wajib dikuasai oleh seorang guru dalam KBM (kegiatan berguru mengajar).
Keterampilan dasar mengajar ini termasuk ke dalam salah satu bab dari kompetensi pedagogik, yang mana kompetensi pedagogik ini mempunyai cakupan yang lebih luas, yaitu mulai dari persiapan perencanaan pembelajaran hingga pada penilaian dan pengajaran remedial.
Mendapatkan pemahaman wacana keterampilan dasar mengajar sangat perlu dilakukan oleh guru, baik itu melalui media internet, sobat sejawat, maupun melalui acara KKG (kelompok kerja guru) atau MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), alasannya dalam KBM guru dihentikan hanya sekedar berdiri di dalam kelas memberikan materi kepada siswa lantas selesai begitu saja.
Guru dituntut menawarkan pembelajaran yang bermakna, pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan bisa berpikir kreatif demi perkembangan pengetahuan siswa tersebut untuk mencapai keinginan mereka di masa depan, olehnya Turney (1973) telah mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
1. Keterampilan bertanya
“Bertanya” merupakan proses untuk menggali pemahaman awal siswa terkait materi yang akan diajarkan, demi untuk melatih kemampuan berpikir siswa, bertanya sanggup dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya ringan untuk dijawab, siswa yang lain sanggup melaksanakan pengulangan terhadap balasan teman, keterampilan bertanya terbagi atas dua yaitu ;
a. Keterampilan bertanya dasar
Bertanya dasar yang dilakukan guru terhadap siswa sanggup dimulai dengan menanyakan hal sederhana yang biasa dilakukan oleh siswa sehari-hari, atau paling tidak sesuatu yang sering terjadi di lingkungan siswa tersebut.
Penerapannya dalam pembelajaran; ketika di awal pembelajaran guru sanggup melaksanakan pertanyaan contohnya (contoh kelas rendah)
“anak-anak, siapa yang mandi sebelum ke sekolah ?” tidak usah ditanyakan bagaimana respon siswa, semua akan berteriak sekeras mungkin
“saya pak, saya bu”, mereka antusias
“nah sekarang, siapa yang sikat gigi pada dikala mandi ?” kelas kembali riuh
“saya pak, saya bu”
“bagus,,, semuanya rajin sikat gigi”
sesudah menjawab pertanyaan, niscaya siswa akan fokus ke pertanyaan selanjutnya, tidak ingin kalah menjawab dari temannya.
Begitulah cara yang sanggup dilakukan oleh guru dalam memperoleh perhatian siswa melalui bertanya dasar.
b. Bertanya lanjut
Bertanya lanjut yaitu pemberian pertanyaan untuk kemudian mengantar siswa masuk ke dalam materi pembelajaran, dengan melanjutkan pertanyaan dasar tadi, guru sanggup memulainya dengan bertanya kembali.
“Sekarang, siapa yang tahu apa gunanya kita sikat gigi ?” hanya beberapa siswa yang menjawab, yang lainnya saling tatap. Disinilah kiprah guru untuk menawarkan giliran siswa yang tidak menjawab tadi untuk mengulang balasan temannya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna, tidak hanya di dengarkan tapi juga mereka ucapkan.
“apa yang terjadi jikalau kita malas sikat gigi ?”
“berapa kali kita sikat gigi sehari semalam ?”
“bagaimana cara menyikat gigi yang baik ?”
Deretan pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan tingkat lanjut, yang tidak semua siswa sanggup menjawab, berbeda dengan bertanya dasar.
Dengan memakai metode mirip tadi, siswa diantar masuk ke dalam materi pembelajaran tanpa mereka sadari, melalui pertanyaan-pertanyaan yang awalnya mereka pernah alami, hingga pada hal-hal gres yang akan menjadi pengalaman pertama mereka, sungguh sebuah pengalaman berguru yang menyenangkan.
Berbeda ketika guru tidak memahami keterampilan bertanya ini. Guru masuk kedalam kelas, kemudian menawarkan klarifikasi wacana dampak yang akan dialami jikalau malas sikat gigi, kemudian lanjut menjelaskan wacana manfaat sikat gigi, berapa kali kita mesti sikat gigi, bagaimana cara menyikat gigi yang benar, sungguh pembelajaran yang akan membuat siswa cepat bosan, alasannya pembelajaran bermakna yaitu pembelajaran yang berangkat dari masalah, sehingga ketika telah menjadi duduk masalah dalam pikiran siswa, maka mereka akan dengan cermat mendengarkan klarifikasi guru wacana balasan dari duduk masalah tersebut.
Kegiatan sederhana yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, namun tak jarang guru sering mengabaikan salah satu keterampilan ini.
Tujuan diterapkannya keterampilan bertanya dalam pembelajaran yaitu :
1. Merangsang siswa berpikir
2. Mengembangkan keterampilan berpikir
3. Mengantar siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran
4. Membuat pembelajaran lebih menyenangkan
5. Mengundang antusias siswa dalam pembelajaran
6. Menciptakan pembelajaran yang aktif melibatkan siswa
7. Menggali pengetahuan awal siswa
8. Menciptakan duduk masalah bersama untuk kemudian menemukan jawabannya.
2. Keterampilan menawarkan penguatan
Penguatan (reinforcement) yaitu bentuk respon atau tanggapan yang diberikan guru baik secara verbal maupun non verbal terhadap sikap siswa dalam pembelajaran, sikap siswa sanggup berupa sikap yang nyata dan negatif.
Namun pemberian penguatan ini bertujuan untuk memberikan pesan yang tersirat dari guru untuk memelihara sikap nyata yang ditunjukkan siswa, selain itu sanggup meminimalisir dan menghilangkan sikap negatif siswa
Penerapannya dalam pembelajaran ;
a. Penguatan verbal
Penguatan verbal yaitu penguatan yang diberikan berupa kata-kata secara lisan, penguatannya sanggup berupa persetujuan, penghargaan, dan pujian.
Misalnya ;
• Iyya, bagus sekali
• Kamu akil yah
• Kamu memang anak yang cerdas
• Tulisannya manis sekali
• Jawaban kau benar
• Jawabannya sudah bagus, dan kau bisa lebih memperbaikinya (hindari penggunaan kata “salah” alasannya itu bukan bentuk penguatan melainkan sanggup menurunkan semangat berguru anak)
• Kamu anak yang rajin, kurang baik jikalau kau tiba terlambat (jika sikap negatif yang ditunjukkan siswa)
• Kamu anak yang hebat, seharusnya kau juga rajin mengerjakan PR (perilaku negatif)
b. Penguatan non verbal
Penguatan non verbal yaitu penguatan yang memakai gestur badan mirip mimik wajah, senyum, acungan jempol, tepuk tangan, mengangguk, menepuk pundak dan mengacak-acak rambut, siswa sangat bahagia dengan perlakuan guru mirip itu.
Tujuan menawarkan penguatan ;
1. Mengurangi dan menghilangkan sikap negatif siswa
2. Menjaga sikap nyata siswa
3. Perilaku nyata diharapkan terjadi berulang
4. Meningkatkan rasa percaya diri siswa
5. Memotivasi siswa berguru lebih baik lagi.
3. Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasi merupakan modifikasi sikap yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran demi membuat KBM (kegiatan berguru mengajar) yang menyenangkan.
Karena tidak dipungkiri bahwa dalam KBM niscaya sering terjadi yang namanya rasa bosan yang dialami siswa, khayalan siswa akan melayang-layang memikirkan kapan tiba waktu istrahat, memikirkan mainan, memikirkan jajan, dsb. pembelajaran akan terasa membosankan jikalau guru tak bisa mengadakan variasi dalam pembelajaran.
Berikut beberapa bentuk variasi yang sanggup dilakukan guru dalam pembelajaran ;
1. Suara, variasi bunyi sangat memilih keberhasilan siswa dalam belajar, variasi bunyi di sini sanggup berupa perubahan tinggi rendah suara, keras lembut, cepat lambat, bangga sedih, menyerupai orang yang sedang membaca puisi, supaya lezat terdengar tentunya perlu memperhatikan faktor suara.
Bayangkan saja jikalau guru mengajar siswa dengan bunyi datar, maka sanggup dipastikan siswa cepat bosan dan konsentrasi mereka gampang buyar
2. Pemusatan perhatian, acara ini sanggup dilakukan oleh guru dikala menjelaskan hal yang penting, mirip dikala guru menuliskan rumus luas ligkaran, pada dikala guru memaparkannya, guru menawarkan instruksi “rumus ini sangat penting kalian ketahui” sambil menunjuk ke arah tulisan, bisa juga ditambahkan dengan melingkari bab tersebut untuk menawarkan kesan lebih istimewa dari goresan pena lain.
3. Halo, ucapan “halo” yang harus dijwab “hai” merupakan bentuk variasi dalam pembelajaran untuk meminta perhatian siswa, acara ini biasanya dilakukan di tengah-tengah proses KBM, supaya ada jeda untuk siswa rileks ditengah kesibukan berpikir.
4. Kontak pandang, bekerjsama sangat terlarang bagi guru menjelaskan dengan membelakangi siswa, namun hal tersebut masih sering terjadi dalam ruang kelas belajar.
Saat menjelaskan materi pelajaran guru seharusnya memperhatikan siswanya, melaksanakan kontak mata supaya guru sanggup melihat mana siswa yang memperhatikan dengan baik dan mana siswa yang terlihat gundah dikala penyampaian materi ajar.
5. Gestur atau bahasa tubuh, selain posisinya berada pada pemberian penguatan, bahasa badan juga penting dilakukan dikala melaksanakan proses KBM, gerakan tangan, gerakan mata, posisi badan yang meyakinkan perlu diketahui oleh guru.
Karena guru tidak hanya sebagai pengajar di ruang kelas, namun beliau juga sebagai motivator bagi siswanya, oleh alasannya itu sangat penting untuk mempunyai bahasa badan yang baik dikala berbicara supaya gampang dipahami oleh siswa.
6. Posisi, jikalau seorang guru dikala menjelaskan hanya berdiri di depan kelas, atau bahkan hanya duduk sambil menjelaskan, berarti guru tersebut belum melaksanakan variasi posisi dalam mengajar.
Guru dituntut bisa menguasai kelas, berkeliling, bisa menjelajahi setiap sudut kelas dikala menjelaskan, supaya siswa yang duduk paling belakang juga merasa diperhatian.
Adakalanya guru berada di tengah kelas, di samping, di belakang, dan di depan, supaya siswa tidak merasa jenuh dengan posisi guru yang tidak berpindah-pindah.
7. Komunikasi, komunikasi yang dimaksud di sini yaitu komunikasi dua arah yang harus terjalin, jangan hanya guru yang aktif menjelaskan tanpa melibatkan siswa (monolog), harusnya terjadi dialong antar guru dan siswa, saling bertana, komunikasi antar sobat yang sanggup dijalin melalui kerja kelompok, persentase di depan kelas secara berkelompok.
Cara tersebut merupakan variasi dari segi komunikasi yang sanggup memungkinkan siswa untuk memberikan gagasannya kepada guru dan antar teman.
8. Model pembelajaran, variasi ini meliputi banyak item, diantaranya metode pembelajaran, seni administrasi pembelajaran, media dan alat praga pembelajaran dan lain-lain.
Guru perlu memvariasikan gaya mengajarnya melalui model pembelajaran yang ada, alasannya gaya berguru siswa yang berbeda-beda menuntut penyampaian informasi juga bervariasi. Misalnya siswa dengan gaya berguru kinestetik dengan metode mengajar ceramah sepanjang pembelajaran, tentunya hal tersebut akan mematikan talenta siswa, alasannya guru tidak bisa memfasilitasi anak tersebut untuk belajar.
Tujuan mengadakan variasi dalalm pembelajaran ;
• Menghilangkan rasa jenuh dalam diri siswa
• Terpenuhinya gaya berguru setiap siswa
• Meningkatkan partisipasi dalam belajar
• Menumbuhkan semangat untuk belajar
• Mengaktifkan siswa untuk belajar
• Memusatkan perhatian siswa
4. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Model pembelajaran dikala ini lebih banyak mengarahkan siswa untuk berguru secara berkelompok, contohnya model pembelajaran cooperative yang dikala ini telah terbagi dalam banyak tipe, pembelajaran berkelompok merupakan salah satu variasi berguru yang banyak disukai siswa.
Namun dalam membentuk diskusi kelompok guru harus aktif menyapa setiap kelompok yang terbentuk, guru harus bisa mengarahkan diskusi kelompok akea rah tujuan yang diharapkan, alasannya tidak menutup kemungkinan pembahasan dalam satu kelompok sanggup membahas topik lain di luar pembelajaran.
Selain itu dalam kelompok biasanya terdapat siswa yang tidak ingin berkelompok dengan sobat yang kurang dari segi pengetahuan, sehingga dalam diskusi kelompok siswa yang kurang tersebut dikucilkan dan menjadi pasif selama pembelajaran, olehnya itu guru harus bisa menawarkan pengertian kepada siswa dikelompok tersebut wacana pentingnya saling menghargai.
Banyak hal yang bisa di dapatkan siswa melalui kerja kelompok, diantaranya siswa sanggup berkomunikasi dengan siswa lain, menumbuhkan semangat belajar, saling menghargai, melatih kemampuan berpikir, melatih berkerja dalam tim, meningkatkan kemampuan berbahasa, menumbuhkan sikap positif.
Dalam kelompok siswa sanggup menuntaskan masalahnya sendiri (problem solving) dengan proteksi dan instruksi dari guru, sehingga hasil yang didapatkan merupakan hasil dari pemikiran beberapa siswa dalam kelompok tersebut.
Penerapan membimbing diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran ;
• Guru dituntut tidak hanya membisu sesudah terbentuk kelompok, tapi harus berkeliling mendengarkan proses diskusi yang dilakukan siswa
• Guru menjadi pengarah jikalau ada kelompok yang salah paham atau bahkan membahas duduk masalah lain dalam kelompok
• Guru menjadi penasihat bagi siswa supaya sanggup menghargai pendapat orrang lain
• Guru menjadi motivator jikalau ada kelompok yang lambat dalam menuntaskan diskusi keompok
Tujuan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ;
• Membuat siswa bersemangat belajar
• Mencipatakan rasa tenggang rasa antar teman
• Siswa tidak salah arah dalam menemukan balasan permasalahan
• Tidak ada siswa yang mendominasi jalannya diskusi
• Agar pelajaran berakhir sesuai waktu yang telah ditentukan
5. Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas yaitu keterampilan yang menuntut akan penguasaan kelas yang efektif dan optimal oleh guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru yaitu pemimpin dan pengarah dalam kelas, baik tidaknya kelas, aktif dan pasifnya siswa bergantung cara guru dalam mengelola kelas.
Guru harus bisa meminimalisir segala kendala dalam belajar, contohnya gangguan antar teman, gangguan dari siswa yang terlalu aktif terkadang menjadi perusuh bagi siswa yang lebih pendiam, olehnya itu guru perlu melaksanakan tindakan pencegahan atas hal tersebut.
Seorang guru perlu hadir dalam setiap acara siswa di kelas, supaya siswa merasa selalu diawasi, sehingga siswa tersebut aktif berpikir sepanjang pelajaran, quick respon terhadap banyak sekali pertanyaan dan keluhan dari siswa, sehingga terjadi suasana kelas memberi kesan bahwa semua siswa aktif belajar, tidak ada siswa yang bermain-main dan tidak ada siswa yang termenung melongo (pasif).
Penarapan dalam pembelajaran
• Aktif memperhatikan setiap gerak-gerik siswa supaya sanggup menawarkan tidakan segera, entah itu terhadap siswa yang hiper aktif maupun anak yang pendiam.
• Pemberian ice breaking atau games di tengah-tengah pembelajaran untuk memecah kejenuhan dan kelelahan siswa dalam berpikir, sangat penting siswa melupakan sejenak pekerjaan mereka untuk bermain, sesudah itu kembali mengerjakan kiprah yang diberikan, maka akan menambah semangat siswa berguru kembali.
• Mendatangi siswa dan melihat catatan di buku mereka terkait pembelajaran di hari itu.
• Memberikan pelayanan khusus terhadap siswa yang kurang. Dapat dilakukan dengan menawarkan soal yang mempunyai level berbeda dengan siswa pada umumnya, demi mengaktifkan siswa tersebut berpikir, alasannya apabila diberikan soal yang sama dengan temannya maka siswa tersebut hanya akan terdiam dan tak mengerjakan apa-apa.
Tujuan keterampilan mengelola kelas
• Menciptakan suasana berguru yang intensif
• Kondisi kelas yang aman untuk belajar
• Tercapainya tujuan pembelajaran dengan efektif
• Membelajarkan seluruh siswa sesuai tingkat kecerdasan yang dimiliki
• Meminimalisir gangguan dalam berguru di antara siswa
• Pembelajaran berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan (sesuai RPP)
6. keterampilan menjelaskan
Menjelaskan yaitu proses penyampaian informasi secara verbal kepada peserta pesan, dalam hal ini yaitu siswa. Dalam pembelajaran guru harus bisa menjelaskan materi bimbing secara terstruktur, sistematis, dan efekif supaya siswa sanggup menangkap dengan baik maksud guru.
Penggunaan bahasa yang bertele-tele hanya akan membuat konsentrasi siswa menjadi gampang buyar sehingga membuat siswa cepat bosan, yang pada kesannya tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.
Olehnya itu dibutuhkan penyajian materi bimbing dengan bahasa yang efektif, runtut, dan terperinci supaya tidak memunculkan perspektif ganda dalam pemahaman siswa, penyajian yang baik pula akan menambah wawasan siswa dalam belajar.
Sebagai seorang guru baiknya mempunyai bunyi yang lantang dan keras, meskipun hal tersebut tidak selamanya digunakan, namun bunyi yang keras sangat dibutuhkan untuk menenangkan kelas yang kacau balau oleh kelakuan siswa. Selain itu yang terpenting yaitu dengan bunyi yang keras bunyi guru dikala menjelaskan dpat terdengar oleh siswa yang duduk paling belakang.
Proses berguru mengajar intinya bertujuan untuk membantu siswa membuatkan pola berpikirnya, memahami suatu konsep dalam pembelajaran akan membantu mereka memahami secara umum muatan materi yang dibawakan oleh guru, membantu siswa memahami aturan dan rumus yang ada dalam pembelajaran, olehnya itu guru perlu menguasai keterampilan mengajar yang baik supaya pembelajaran sanggup berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
Penerapan dalam pembelajaran
Keterampilan menjelaskan pada hakikatnya mempunyai relasi yang erat terhadap kompetensi profesional guru, yaitu menguasai materi ajar. Sangat mustahil guru sanggup menjelaskan dengan baik dan terstruktur suatu pokok bahasan jikalau guru sendiri tidak menguasainya, mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan siswa merupakan salah satu penguasaan materi yang baik oleh guru.
Menjelaskan sesuatu yang berada di awan-awan sangat sulit dipahami oleh siswa, olehnya itu guru dituntut untuk membumikan atau mendekatkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Misalnya menjelaskan konsep bangkit datar dan bangkit ruang, guru sanggup menjelaskan dengan memperlihatkan contoh-contoh yang ada disekitar siswa, mirip buku, meja, papan tulis, ruang kelas, botol minuman (bangun truang tabung) dll, begitupula dengan materi IPA yang mempunyai konsep lebih dekat dengan lingkungan anak.
Bagiaman dengan pelajaran IPS yang membahas wacana usaha pahlawan, pelajaran tersebut jauh dalam kehidupan siswa, gampang saja, ajarkan mereka untuk meneladani sikap yang dimiliki hero tersebut, sikap patriotik, cinta tanah air, rela berkorban dll.
Mengajarkan PKN wacana sistem pemerintahan, guru sanggup membawa siswa ke kantor desa untuk menjelaskan sistem pemerintahan, menjelaskan wacana forum tinggi Negara sanggup dimulai dari sana, berilah klarifikasi wacana menjadi pejabat yang anti korupsi, semangat bekerja, disiplin dll, supaya nilai moral tertanam dalam diri siswa, sesuai dengan konsep dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran PKN yaitu konsep “nilai”
Tujuan keterampilan menjelaskan ;
• Siswa gampang mengerti pelajaran yang disampaikan guru
• Pembelajaran menjadi menyenangkan
• Menambah cakrawala berpikir siswa
• Manajemen waktu yang efektif
• Tercapainya tujuan pembelajaran sesuai harapan guru
7. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) yaitu mengawali acara di pagi hari, tepatnya di awal pembelajaran di hari itu dengan penuh semangat. Berjalan lancar tidaknya pelajaran di hari itu tergantung dari awalan yang diberikan oleh guru, apakah guru bisa menanamkan semangat di dalamnya atau tidak.
Guru harus bisa menawarkan kesan yang baik sebagai awalan, mempersiapkan siswa untuk belajar, menawarkan semangat motivasi wacana kedisiplinan, kebersihan kelas, kerajinan, pentingnya belajar, atau apapun yang membuat siswa siap mengikuti pelajaran di hari itu dengan perhatian penuh.
Berdoa, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar, hingga pada mengingatkan wacana pelajaran yang telah kemudian yang berkaitan dengan materi pelajaran, semua hal perlu dilakukan demi persiapan yang sebaik mungkin.
Penerapan dalam pembelajaran
• Ucapan salam pembuka
• Berdoa
• Mengecek kehadiran
• Menanyakan kabar siswa
• Bertanya apakah mereka sarapan atau tidak sebelum ke sekolah
• Memberikan hikmah wacana kedisiplinan, kebersihan, dan motivasi berguru demi masa depan.
• Memberikan semangat mirip bernyanyi, meneriakkan yel-yel atau memberi “tepuk semangat”
Tujuan membuka pelajaran
• Mengkondisikan siswa antara dunia yang ada di luar dengan lingkungan kelas
• Mempersiapkan siswa untuk belajar
• Menanamkan semangat di pagi hari
• Membentuk abjad siswa untuk selalu disiplin, hidup higienis dan menjadi orang yang rajin serta ulet
b. Menutup pelajaran
Closing atau epilog menjadi hal yang urgen bagi seorang guru harus terampil melakukannya, alasannya disetiap berakhirnya pelajaran siswa akan mengalami kelelahan utamanya di final pelajaran di hari itu atau pulang sekolah.
Guru harus menutup pelajaran dengan mengesankan dengan menjelaskan manfaat kita mempelajari materi yang gres saja kita pelajari, supaya pelajaran tidak berakhir dengan hampa tanpa adanya klarifikasi dari guru.
Memberikan kesimpulan, memberikan intisari materi, menawarkan pesan moral sangat penting selalu diselipkan oleh guru dalam setiap pembelajaran, supaya setiap materi bimbing selalu didekatkan dengan sebuah nilai, tak lupa juga mengingatkan akan kebesaran Allah SWT. Tuhan yang maha esa yang telah membuat ilmu untuk manusia, semua materi sanggup dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Seorang guru harus bisa melaksanakan hal tersebut.
Penerapan dalam pembelajaran
• Menyampaikan pesan moral terkait pembelajaran di hari itu, jikalau hari itu berguru wacana meneladani susila para hero kemerdekaan, maka sangat cocok untuk memberikan ulang wacana susila tersebut supaya sanggup ditiru oleh siswa.
• Menyampaikan kilas balik pelajaran hari ini, wacana apa saja yang telah dilakukan dalam pembelajaran.
• Menyampaikan planning pelajaran esok hari atau ahad depan yang membuat siswa lebih bersemangat dan ingin tau untuk tiba ke sekolah, contohnya ahad depan kita akan membuat suatu proyek untuk membuat penyaringan air, jadi air keruh kita sanggup ubah menjadi air bersih.
• Menyampaikan harapan guru terhadap anak
• Menyampaika kesimpulan pelajaran
• Mengingatkan berguru di rumah, setengah jam berguru setiap hari di rumah lebih baik dari pada berguru semalaman hanya alasannya ada ujian esoknya.
• Mengingatkan wacana tata eksekusi alam jikalau hingga di rumah, salam, cium tangan orang tua, menaruh perlengkapan sekolah pada tempatnya.
• Berjalan di sebelah kiri jalan dan jangan singgah bermain sebelum hingga ke rumah.
• Berdoa
Tujuan menutup pembelajaran
• Agar pembelajaran berakhir dengan berkesan dan penuh makna
• Siswa sanggup memetik pelajaran moral di setiap final pembelajaran
• Membuat siswa bersemangat meskipun di final pembelajaran
• Siswa termotivasi berguru di rumah
• Pembiasaan sikap nyata dalam diri siswa
8. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil
Keterampilan ini yaitu dasar dan mutlak harus dipahami dengan baik oleh seorang guru. Pembelajaran tidak selamanya berkelompok, alasannya terkadang pembelajaran secara individu (klasikal) lebih baik untuk pelajaran tertentu supaya siswa lebih memahami wacana materi yang diberikan, contohnya membuat karangan wacana acara sehari-hari lebih baik dikerjakan secara individu, alasannya setiap siswa mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan berkesan.
Ada beberapa kelemahan yang sanggup terjadi jikalau pelajaran dilksanakan secara berkelompok secara terus menerus, yaitu hanya siswa tertentu saja yang aktif berpikir dan memberi masukan, sehingga siswa yang mempunyai kecerdasan “kurang” akan menjadi pasif, sehingga pola pikir siswa tersebut tidak berkembang dengan baik
Kejelian seorang guru sangat dibutuhkan untuk melihat materi pelajaran apa yang cocok dilaksanakan secara berkelompok dan materi yang mana sesuai untuk dikerjakan secara individu, semua itu tergantung dari guru sebagai pengarah dan pemimpin di kelas, bagaimana kualitas peserta didik sangat tergantung dari kualitas gurunya.
Olehnya itu guru dituntut bisa mengajar baik secara individu maupun kelompok.
Penerapannya dalam pembelajaran
• Guru lebih sering sering berkeliling mendatangi siswa satu per satu untuk mengarahkan proses belajarnya (individu), berbeda dengan kelompok kecil yang tentunya tidak terlalu membutuhkan tenaga ekstra, alasannya pembelajaran sanggup dikukan di tiap-tiap kelompok saja.
• Guru sanggup melaksanakan bimbingan khusus terhadap beberapa siswa yang dianggap kurang (individu)
Tujuan dalam pembelajaran ;
• Guru lebih mengetetahui kemampuan setiap siswa
• Membentuk pola pikir setiap siswa
• Menumbuhkan semangat untuk terus membuatkan diri sesuai tingkat kecerdasan siswa tersebut
• Siswa sanggup bertukan pikiran dengan temannya (klp kecil)
• Saling menghargai pendapat (klp kecil)
• Menumbuhkan sikap nyata siswa
• Terjalinnya relasi yang bersahabat antar guru dan siswa
• Siswa merasa diberikan perhatian lebih jikalau dibimbing secara individu
Penutup
Dari seluruh keterampilan dasar mengajar yang telah dipaparkan di atas, yang paling penting yaitu guru menerapkan keterampilan tersebut dalam ruang-ruang kelas belajar, apalah artinya guru telah memahami 8 keterampilan dasar mengajar ketika tidak diaplikasikan dalam pembelajaran.
Semoga goresan pena ini bermanfaat bagi pembaca semua , komentar dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan goresan pena ini. Good luck
Experience is the best teacher
0 Response to "Halo Profesi : 8 Keterampilan Dasar Mengajar (Kdm) Yang Harus Dikuasai Guru, Lengkap Dengan Teladan Penerapannya Dalam Pembelaran."
Post a Comment