Halo Profesi : Perbedaan Dan Perbandingan Teori Berguru Behavioristik Kognitivistik Humanistik Konstruktivistik

Perbedaan dan perbandingan teori berguru Behavioristik kognitivistik Humanistik Konstruktivistik


Teori berguru merupakan suatu pemahaman yang mesti dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran guna untuk membelajarkan penerima didik, teori berguru merupakan sekelompok pemahaman perihal bagaimana berguru itu sendiri, apa saja yang mesti terjadi dalam belajar, atau apa saja yang dituntut mengalami perubahan sebagai hasil dari balajar.

    Seorang guru mutlak harus mengetahui macam-macam teori belajar, biar pembelajaran sanggup terarah dengan baik, alasannya ialah praktik tanpa teori atau ilmu yang benar maka apa yang dilaksanakan menjadi kurang maksimal.

    Berikut ada 4 Macam teori berguru yang telah kita kenal bersama, penulis merangkumnya dengan lebih spesifik biar lebih gampang dipahami karakteristik masing-masing teori berguru tersebut.

1. Behaviorisme

    Adanya stimulus dan respon yang terjadi akhir dari proses belajar, stimulus ini sanggup berupa intruksi yang diberikan oleh guru, media alat peraga, penugasan. Sedangkan respon ialah jawaban atau umpan balik dari stimulus yang telah diberikan, misalnya kalau guru menasihatkan kepada penerima didik perihal hukum “tidak boleh terlambat tiba ke sekolah”, maka respon yang dibutuhkan ialah tidak ada lagi siswa yang terlambat ke sekolah.

    Aliran teori berguru Behaviorisme ini menekankan terjadinya perubahan tingkah laris atau ada hasil dari proses belajar, perubahan tingkah laris sebagai hasil dari proses berguru harus sanggup diukur, jadi teori ini mengabaikan perubahan yang sifatnya mental, kecerdasan, atau hal-hal yang sifatnya tak terukur.

    Dalam teori ini juga mensyaratkan adanya penguatan yang diberikan biar perubahan yang terjadi sanggup terus dipertahankan, eksekusi juga dibenarkan dalam teori ini, eksekusi diberikan mempunyai kegunaan biar sanggup mengubah tingkah laris seseorang yang mengalami proses belajar.


KEKURANGAN

Pembelajaran yang berpusat pada guru, lebih bersifat pada hasil pembelajaran yang sanggup di ukur.
Murid hanya mendengarkan dengan tertip klarifikasi guru dan menghapalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara berguru yang efektif
Siswa (teori skinner ) baik eksekusi ekspresi maupun fisik menyerupai kata kata bergairah ejekan, jeweran yang justru berakibat jelek pada siswa.
Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

KELEBIHAN

Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan  praktek dan adaptasi yang mengandung unsur-unsur menyerupai kecepatan spontanitas,  keleturan,reflek dan daya tahan
Mampu mengarahkan siswa untuk berfikir linier ,konfergen ,tidak kreatif ,dan tidak produktif
Membawa siswa atau mencapai sasaran tertentu, sehingga menimbulkan penerima didik untuk bebas berkreasi,dan berimajinasi
2. Kognitivisme

    Sebagai lawan dari teori Behaviorisme, teori berguru kognitif lebih menekankan pada proses berguru bukan pada hasil belajar, bahwa berguru ialah proses mental yang melibatkan kejiwaan, berguru ialah proses yang terjadi secara internal dalam diri manusia, teori ini tidak mengabaikan perubahan-perubahan yang sifatnya aneh atau tidak terukur, menyerupai acara motorik, acara visual, dan kemampuan berbahasa.

Aktivitas berguru dalam teori ini merupakan hasil penggabungan antara stimulus yang diterima dengan pengetahuan awal yang dimiliki, sehingga dalam teori ini dikenal dengan istilah Asimilisasi, akomodasi, dan ekuilibrasi.

Asimilasi ialah proses pemerolehan informasi gres yang sesuai dengan struktur pengetahuan awal. Akomodasi terjadi kalau informasi yang diterima tidak sesuai dengan bagan atau pengetahuan awal, maka harus melalui proses akomodasi. Ekuilibrasi ialah proses Asimilasi dan kemudahan yang terjadi secara berkesinambungan.


KELEBIHAN

Dapat meningkatkan motivasi
Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
Dapat membantu guru untuk mengenal siswasecara individu sehingga sanggup berbagi kemampuan siswa
Dapat melihat tingkat perkembangan kognitif insan mulai dari bayi sampai remaja sehingga memudahkan untuk menentukan pelajaran yang sempurna bagi anak di usia tertentu
Dapat mempelajari materi pembelajaran yang lebih rumit untuk memecahkan dan untuk membuat kreatifitas atau wangsit baru

KEKURANGAN

Teori ini dianggap erat dengan psikologi berguru daripada teori belajar, sehingga dalam proses berguru menjadi tidak mudah
Teori ini dianggap sulit dipraktekkan secara murni alasannya ialah seringkali merasa gundah untuk memahami unsur-unsur kognitif menjadi bagian-bagian yang jelas
Teori ini tidak sanggup dipakai di semua tingkat pendidikan
Teori ini sulit dipraktekkan khususnya ditingkat lanjut
Beberapa dari teori ini sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas

3. Kontsruktivisme

    Aliran konstruktivisme beropini bahwa pengetahuan seseorang ialah hasil dari konstruksi dirinya sendiri, jadi paham ini lebih menekankan kepada siswa lebih aktif untuk berpikir, menyusun konsep terhadap sesuatu yang dipelajari menurut pengetahuan awal atau pengetahuan sebelumnya.

    Peran guru dalam pemahaman aliran konstruktivisme hanya sebagai fasilitator untuk membantu siswa membentuk sendiri pengetahuannya, jadi dalam pembelajaran guru tidak menentukan tujuan pembelajaran sebelum mengajar, nantinya siswa sendiri melalui proses pengalaman kognitif yang dilaluinya akan menentukan sendiri tujuan yang akan dicapai.


KELEBIHAN 

Teori ini dalam proses berfikir membina pengetahuan baru, membantu siswa untuk mencari ide, menuntaskan masalah, dan membuat keputusan
Teori ini dalam proses pemahaman murid terlibat secara pribadi dalam membina pengetahuan baru
Teori ini dalam proses pengingatan siswa terlibat secara pribadi dengan aktif, mereka akan ingat lebih usang semua konsep
Teori ini sanggup membina kekerabatan social yang baik antara guru dan siswa dalam membangun pengetahuan yang baru
Oleh klarena siswa terlibat secara terus-menerus makan mereka akan paham, ingat, yakin, dan berinteraksi maka akan timbul semangat dalam berguru dan membina pengetahuan baru.

KEKURANGAN 

Siswa membuat pengetahuan dengan wangsit mereka masing-masing, oleh alasannya ialah itu pendapat siswa berbeda dengan pendapat para ahli
Teori ini menanamkan supaya siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini niscaya membutuhkan waktu yang lama. Apalagi untuk siswa yang malas
Kondisi disetiap sekolah berbeda dari segi sarana dan prasarana, sehingga menyulitkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya kalau tidak didukung dengan sarana yang memadai.

Baca Juga : Faktor penyebab kesulitan berguru anak

4. Humanisme   
 
    Pandangan teori Humanisme dalam pembelajaran lebih menekankan bahwa berguru itu untuk memanusiakan insan atau lebih erat kepada bidang kajian filsafat. Segala acara berguru ditujukan untuk kepentingan dan kebaikan insan biar mempunyai peradaban yang lebih beradab dan lebih mulia.

    Pandangan perihal berguru dalam teori ini lebih berfokus pada nilai, rasa, saling menghargai antar sesama, alasannya ialah karakteristik insan masa depan yang dibutuhkan ialah kepekaan, kemandirian, dan tanggung jawab, sehingga paham ini lebih berfokus pada ranah afektif.

KEKURANGAN

Kebebasan yang di beriakan akan cenderung di salah gunakan
Pemusatan pikiran akan berkurang
Kecurangan –kecurangan yang semakin menjadi tradisi
Pemahaman yang kurang terang sanggup menghambat pembelajaran

KELEBIHAN 

Tumbuhnya kreatifitas penerima didik
Semakin canggihnya teknologimaka semakin maju perkembangan
Tugasguru berkurang
Mendekatkan satu dengan yang lain.

Demikianlah artikel yang membahas Perbedaan dan perbandingan teori berguru Behavioristik kognitivistik Humanistik Konstruktivistik, semoga sanggup menambah dan meluaskan pemahaman kita. Amin

0 Response to "Halo Profesi : Perbedaan Dan Perbandingan Teori Berguru Behavioristik Kognitivistik Humanistik Konstruktivistik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel